
Team Media
Kamis, 13 Februari 2025
17.48 WIB
Bandung, Media M4 — Siswa kelas X SMA Muhammadiyah 4 Kota Bandung melaksanakan Gelar Karya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan tema Kearifan lokal & Kewirausahaan pada Kamis, 13 Februari 2025.

Gelar Karya P5 dilaksanakan di lapangan SMA Muhammadiyah 4 Kota Bandung dan dibuka langsung oleh Kepala Sekolah, Bapak Ahmad Basyori H., M.Ag.
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila yaitu kegiatan pembelajaran lintas disiplin ilmu yang berbasis proyek. P5 merupakan bagian dari Kurikulum Merdeka yang dirancang oleh Kemendikbudristek.
Pelaksanaan P5 dengan tema Kewirausahaan ini dilaksanakan mulai 7 Februari – 14 Februari 2025. Projek ini merupakan kelanjutan dari projek Kearifan Lokal yang telah dilaksanakan sejak 30 Januari sampai dengan 6 Februari 2025.

Ibu Fajriah Mulyazanah, S.Pd., salah satu kordinator P5, mengatakan, “Kegiatan di mulai dari materi kearifan lokal, bermain permainan jaman dulu & berkunjung ke Baduy untuk mempelajari kearifan lokal yang ada di daerah sana. Setelah itu, melaksanakan projek kewirausahaan yang dilaksanakan hari ini”.

Siswa kelas X SMA Muhammadiyah 4 Kota Bandung telah melaksanakan Study Lapangan sekaligus pelaksanaan P5 dengan berkunjung ke Suku Baduy yang berada di Pegunungan Kendeng, Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten pada 4-5 Februari 2025.

Koordinator P5 Projek Kewirausahaan, Ibu Esa Nur’anisa Pusparini, S.Pd., mengatakan, “Pertama, siswa-siswi harus menentukan produk apa yang ingin dijual, menentukan bagaimana kemasannya? Mau seperti apa promosinya? Lalu belajar membuat proposal usaha, setelah itu pembuatan produk”
“Ada beberapa ketentuan dalam pelaksanaannya. Pertama, untuk kemasan tidak boleh menggunakan plastik. Siswa-siswi membawa Tumblr sendiri, ada juga yang memakai daun. Kedua, produk harus terinspirasi dari makanan/barang khas Baduy. Contohnya : ali agrem, bola ubi gula aren, bahkan tadi saya menemukan siswa-siswi yang menjual seafood saus madu. Kalau untuk barang, ada juga yang menjual gelang, karena Baduy juga khas dengan gelangnya. Ketiga, setiap stand yang dijual hanya 20 porsi dengan rentan harga Rp 3.000 sampai Rp 5.000. Setelah ini, siswa-siswi wajib mengumpulkan video yang didalamnya terdapat 3 aspek. Video negosiasi antara bos dengan investor, pembuatan produk & penjualan produk saat gelar karya.”, tambahnya.
“Saat gelar karya, produk yang dijual oleh siswa-siswi akan mendapatkan penilaian. Penilaian dilakukan oleh pembimbing & pembeli. Yang dinilai adalah kreatifitas, kesesuaian harga & rasa makanan/keunikan barang. Akan ada kelompok terbaik setiap kelas”, pungkasnya.

Diwawancarai oleh Tim Media, Astri Nurul Asyifa siswa kelas X Mas Mansyur mengatakan, “P-5 nya seru, kami mendapatkan pengalaman untuk berjualan. Dimulai dari belajar mencari investor, kemudian belajar membuat makanan baru, belajar cara berdagang, menghadapi konsumen, tau cara memanajemen usaha dan mempromosikan dengan baik. Tentunya ini menjadi bekal untuk saya pribadi yang ingin menjadi pengusaha”.
Tinggalkan komentar